( Bag.2 )
Saya menyesal golput, karena tak tahu apa yang terjadi sebenarnya di tempat penyontrengan, seperti apa bilik-bilik penyontrengan, bagaimana tahapan-tahapan hingga nyontreng, seperti apa rupa kotak suara itu?
Ingin rasanya bagaimana berbaris menunggu giliran, atau bertemu para sahabat semasa kecil dulu. Sesekali bersenda gurau, saling memberi kabar masa-masa selama tak pernah berjumpa. Mungkin diantara sahabat semasa kecil itu ada yang menjadi; polisi, hansip. wartawan, saksi salah satu partai, panwaslu, kpu, bahkan jadi caleg.
Juga ingin memamerkan salah satu jemari saya ada tinta tanda berpesta.
Sungguh benar-benar pesta yang sangat besar ini terlewatkan oleh ketakhadiran saya. Saat itu tidak sedang membenci siapa-siapa. Tidak sedang sakit hati dengan siapapun, dengan apapun. Hanya ikut-ikutan teman, terprofokasi oleh hati nurani sendiri. Memang mudah terpengaruh, karena merasa lebih percaya dengan yang lebih pintar dari saya.
Akhirnya benar-benar golput, karena tidak memihak dan menjagokan siapa-siapa, itupun bukan pula tak punya pilihan. Meski pilihan tak mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dari pemilu ke pemilu tetap harus bisa mempertahankan hidup dengan cara sendiri. Dengan kemampuan sendiri.
Tapi saya dianggap tak menjadi warga dikampung sendiri. Padahal setiap menjelang masa berlaku ktp berakhir selalu bergegas pulang untuk memperpanjangnya. Sesekali saya lihat kartu keluarga, nama sayapun tetap tak terhapus. Masih menjadi warga, rakyat, kampung dan bangsa ini.
Andai perlakuannya seperti itu, sayapun tak sedang mentertawakan bangsa ini. Dan tak membencinya. Saya masih mencintainya sepenuh hati….
Setiap hari saya menjadi ingin tahu segala hal tentang pesta ini, cerita demi cerita dari warung ke warung, pangkalan – pangkalan ojek, orang-orang yang berhenti di traficklight, hingga hampir selalu disibukan membaca koran dan nonton tv agar tidak terlewati oleh informasi yang paling terbaru.
Ternyata saya turut berpesta, tak benar-benar golongan putih hanya abu-abu… !!!
Saya menyesal golput, karena tak tahu apa yang terjadi sebenarnya di tempat penyontrengan, seperti apa bilik-bilik penyontrengan, bagaimana tahapan-tahapan hingga nyontreng, seperti apa rupa kotak suara itu?
Ingin rasanya bagaimana berbaris menunggu giliran, atau bertemu para sahabat semasa kecil dulu. Sesekali bersenda gurau, saling memberi kabar masa-masa selama tak pernah berjumpa. Mungkin diantara sahabat semasa kecil itu ada yang menjadi; polisi, hansip. wartawan, saksi salah satu partai, panwaslu, kpu, bahkan jadi caleg.
Juga ingin memamerkan salah satu jemari saya ada tinta tanda berpesta.
Sungguh benar-benar pesta yang sangat besar ini terlewatkan oleh ketakhadiran saya. Saat itu tidak sedang membenci siapa-siapa. Tidak sedang sakit hati dengan siapapun, dengan apapun. Hanya ikut-ikutan teman, terprofokasi oleh hati nurani sendiri. Memang mudah terpengaruh, karena merasa lebih percaya dengan yang lebih pintar dari saya.
Akhirnya benar-benar golput, karena tidak memihak dan menjagokan siapa-siapa, itupun bukan pula tak punya pilihan. Meski pilihan tak mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dari pemilu ke pemilu tetap harus bisa mempertahankan hidup dengan cara sendiri. Dengan kemampuan sendiri.
Tapi saya dianggap tak menjadi warga dikampung sendiri. Padahal setiap menjelang masa berlaku ktp berakhir selalu bergegas pulang untuk memperpanjangnya. Sesekali saya lihat kartu keluarga, nama sayapun tetap tak terhapus. Masih menjadi warga, rakyat, kampung dan bangsa ini.
Andai perlakuannya seperti itu, sayapun tak sedang mentertawakan bangsa ini. Dan tak membencinya. Saya masih mencintainya sepenuh hati….
Setiap hari saya menjadi ingin tahu segala hal tentang pesta ini, cerita demi cerita dari warung ke warung, pangkalan – pangkalan ojek, orang-orang yang berhenti di traficklight, hingga hampir selalu disibukan membaca koran dan nonton tv agar tidak terlewati oleh informasi yang paling terbaru.
Ternyata saya turut berpesta, tak benar-benar golongan putih hanya abu-abu… !!!
golput juga sebuah pilihan bli... seperti juga hidup...
BalasHapusTiap-tiap sesuatu mmg seyogyanya dilakukan karena keyakinan sendiri yg kuat. Hehe, saya percaya ini bukan menyesal yang sebenarnya, mungkin sekedar menyentil mrk gagah berani mengaku golput tapi ternyata lebih sibuk dr yg tdk golput. Sibuk bilang say no utk si anu, say no utk si ini, sibuk memperediksi siapa bakal capres yg kuat, halah2. Btw... golongan abu-abu itu kdg lebih realistis dan lebih aktif bekerja membangun negeri ini, tanpa terkotak-kota.
BalasHapusAbu-abu itu lebih fresh, lebih fair, karena tidak terkotak-kotak
BalasHapusmakanya ikut dunk. kalo mau golput gambar wajah aku saja di kertas suara :P hehehhehe
BalasHapusaku mengamini suara teman2 sebelumnya, semoga menyesal bukan dalam arti sebenarnya...
BalasHapusgolput adalah pilihan untuk tidak memilih dan itu dilindungi UUD'45. aku pikir ini alat alternatif yang bertujuan mengingatkan 'penguasa' agar pesta demokrasi ini benar2 sesuai tujuan untuk 'merefresh' sel tubuh yang mati dalam 'organisasi'... tapi kenyataannya setelah lewat sejarah '98, pemilu benar2 hanya sekedar pesta - ceremony - dengan segudang janji, berat hati aku katakan; sama seperti dulu, hanya untuk melanggengkan kekuasaan.
jadi buat apa jari bertinta, hanya untuk sekedar mendukung hajatan mahal indonesia... yang .
tari juga nyesel golput, tapi bukan karena kemauan sndiri, tapi waktu tari protes krn gak diberi hak pilih (sudah 3 kali dikondisikan untuk golput), ternyata data yg dipakai adalah data 2 tahun yg lalu. waktu itu tari baru saja pindah. bukannya ada dana untuk update data/ pemutakhiran data??(denger2 sih) sedih! seperti melihat pesta sahabat dari kejauhan..karena gak diundang
BalasHapussaya jg sbnrnya pgn sih gak golput
BalasHapuspgn jg liat gimn sih di tekape
tp ya itu td, gak punya katepe, jadilah hanya dirmh saja :D
pilihan qt itu masa depan negara indonesia.
BalasHapusmerdeka kawan. :D
jangan menyesal masih ada pemilu lagi,
BalasHapustenang penyesalan gak ada gunanya,
hehehe :D
sebenernya aku juga pengen golput, bahkan sepertinya itu adalah tindakan yang membanggakan dan patut di contoh dari pada suaraku dibeli, aku menyesal tidak golput..
BalasHapusMemang polisi selalu datang di akhir cerita, penyesalan datang terserah kapan itu. gak perlu nyesel kalo untuk caleg. Pemilu presiden usahakan jangan golput, tetap memilih dan memilah
BalasHapusProf golput karena gak dapet undangan nyontreng, kagak masuk ke Daftar Pemilih....
BalasHapusMakanya ikut Gerombolan si berat aja mas...dari pada ikut Gerombolan Liliput alias Golput....udah jalannya lelet ga bisa lari kenceng bikin koneksi blink blink aja iya kan?
BalasHapus( mas nyambung ga? kalo ga nyambung tinggalin )
kan masih ada kesempatan di lain waktu.
BalasHapuswah.. aq juga kmren golput. :D
BalasHapusgolput ga menyelesaikan masalah.. walaupun ga golput juga bisa nyelesaiin masalah ato tidak, tidak tahu.. yang penting usaha..
BalasHapusTadinya, saya berfikir juga ingin GOLPUT. Tapi dalam lubuk hati saya ingin sesuatu yang tidak bisa terungkap, hanya ingin memberikan satu dukungan demi terjadinya sebuah perubahan dan perjuangan.
BalasHapusoalaaa... kemaren aku golput...
BalasHapusgag bisa nyonteng mo nyonterng jauh pulangnya.. hahahha
kok golput sih,
BalasHapussatu suara sangat menentukan loooo
jd menyesal jg dah abstain kmren. soalnya gak bisa pulang
BalasHapusberkunjung ke blogku ya..
BalasHapusemang ga nyelesein masalah bro golput
BalasHapustp gw golput
hihihi
wahh.kemaren dipostinganku sudah keperingatkan lhoh.....ya udah contreng aku aja deh...
BalasHapusEmang tidak seharusnya kita golput.
BalasHapushemmm..bukan kah hak kita untuk memberikan suara kita...jadi gak punya pengalman nyontreng kan bos..ga ngerasain pusing deh karena kebanyakan pilihan hehe
BalasHapussaya juga menyesali knp harus golput bang,... seandainya harus pulang kampung toh ya bisa tapi gak tahu knp rasanya berat buat lakuin itu semua..
BalasHapustapi yg pasti golput juga pilihan...
dan ketika q coba bertanya pada nurani manusia: "knp masih banyak yg golput"?? .
dan diantaranya menjawab:"golput adalah pilihan yg tepat, karena jika suara kita dibeli berarti suatu saat hukum diindonesia juga akan dibeli oleh yg berkuasa."
goput= golongan putih, tergantung dari hati yang mana, yang akan kita tuju
BalasHapushahaha
@.TAMAN HALAMAN: saya memang benar2 tidak golput..
BalasHapus@.melati: benar utk bangsa yg mengibarkan demokrasi ..sekarng ini, bolehlah..
@.Newsoul: wah, benar bu...banyak yang sudah nyata-nyata menyatakan/melakukan golput, tapi justeru paling sibuk....dgn argumen2. padahal sama sekali tak mengikuti seperti apa sih nyontreng? kalau dah golput, ya..cukup golput aja..jangan abu-abu..!!! Itu baru konsisten!!
@.zener_lie: wah, kok saya yg jadi bingung ya..?
@.eden.apesman:hhmm..ternyata mbak ini pembaca sekaigus perenung yg baik...
@.Mentari:yah, kita semua prihatin dgn kondisi pesta kali ini...?
@.Linda Belle:waduh, mbak kok belum punya ktp? dah 17 th..?
@.rental mobil murah:merdeka!!
@.pasang iklan baris gratis:yah, ada gunanya..biar gak nyesal lagi..he..he..
@.Putra Sigit:he..he..kebalikan dr saya doong mas..
@.JengSri:memang sengaja tak taruh dibelakang..jeng..he..he..
@.senoaji:yup! pastilah bang..
@.IjoPunkJUtee:ha..ha..itulah masalahnya bang..
@.brown sugar:Nyambung, saya selalu welcome komen apapun...
@.Sang Cerpenis bercerita:yah, lain waktu nanti postingnya lain juga kan mabk..?
@.bunda azka:kira-kira menyesal gak bunda...he.he..
@.Edo dot Com:yg jelas, apapun skrg ini semua jadi masalah kan ?
@.RCO:tentu dr pemilu ke pemilu keinginan selalu perubahan kan..?
@.::x:: :waduh..gak niat berarti nih..ha..ha..
@.wirati: ya, katanya sih gitu...he..he..
@.Panggil aku \"Bintang\" : golongan apa dong namanya..? Yup! aku pasti selalu berkunjung...
@.gaban: ragu-ragu nih..he..he..
@.Atca: he..he..maunya sih nyontreng mbak..tapi kapan..?
@.Tukang komen: kalau seharusnya ya...memang ia..
@.jerova:ya..ya...tul..mas..
@.Ahmad flamboyant: benar, harus punya idealis...jgn ikut2an...
@.agus beniq: tapi kebanyakan abu-abu...kan..?
lha emang kesiangan pa mas hihi.. golput jg hak kok..
BalasHapusjangan menyalahkan diri, karena jika kita salah pilih seharusnya juga salah, dan dapet rapot merah juga seharusnya, itulah pemilih yang bertanggungjawab... ya to...
BalasHapuskenapa ???
BalasHapustak perlu sedih karena golput , q malah pengen nangis klo baca ini
BalasHapushttp://oxana.blogdetik.com/2009/03/18/bocoran-gaji-anggota-dpr-kita/#more-349
atau
http://www.kabarinews.com/article/Berita_Indonesia/Khusus/Khusus_Berapa_Sih_Gaji_Pejabat_Negara/32945
baru sekarang aq baca ada yg nyesel golput,,kebanyakan temen2 blogger pada ..." bangga" dengan ke -golput-an nya..
BalasHapussaya prnah ngalamin golput jg... akhirnya kmren nggak lagi!? hehehe
BalasHapuswah saya gak golput bang. sampe sekarang aja masih ada neh tintanya hehehe...
BalasHapussesal kemudian tak berguna. btw, udpate dong....
BalasHapusaku paham betul apa yang kamu maksudkan dalam tulisan ini, karena aku tahu betul sebenarnya kamu "nyontreng"
BalasHapusjadi, aku agak tersinggung sedikit...!! Sekaligus mari kita diskusi kembali di pangkalan, kapan ada waktu pulang..?
hihi..nasib sama menimpa saya..Golput juga "anak rantau"..
BalasHapusputih tapi abu abu?..anak SMA dong..
BalasHapusaku juga golput, tp gak nyesel kok, lah orang gak ke daftar, imigran gelap..*jiaaah
oke, SEMANGAT KAWAN
Yup !
sekarang update post di blog ini gak terdeteksi google reader. kenapa ya? apak karena pake domain .co.cc?
BalasHapusntar kalo ada penyontrengan lagi milih ya mas. itukan hak kita. tapi harus manteb jangan ikut-ikutan, kalo ikutan ngantri ya gak papa hehhehe
BalasHapussalam kenal mampir yah
duh golput salah gak golput juga serba salah, gak tahu tuh yang pada nyoblos suaranya pada kemana, orang KPU ndiri malah orang2nya bukan senior kaya Rudini, Adnan Buyung Nasution dkk kaya tahun 2004.
BalasHapuspemilu sekarang tambah kacau.
coba ada yang kenal gak, siapa ketua KPU saat ini.
dijamin jarang yang tahu.