“Jangan lupa berkirim surat setelah kau sampai ditujuan, jangan lupa bawa sesuatu untuk kita disini. Kita akan berkebun, menghidupi perjalanan yang sangat melelahkan,” katanya. Dalam hatiku, kelak setelah aku sampai akan ku ceritakan segala hal tentang tempatku yang baru. Dan kau akan merindukan aku. Merindukan rumah baru dengan perabotan yang tak kamu temukan dirumahmu sekarang.
Saat matahari mulai meninggi dia meninggalkan rumah yang cantik ditengah-tengah riang anak-anak berlomba mencuri perhatian ibu dan bapak. Dia pamit diruangnya untuk mengisi hati atas rindu cinta kasih semasa kanak dengan warna warni balon udara di tengah-tengah kota metropolitan. Ada jejak yang masih melekat untuk di cari. Berharap dapat mengecup kedua pipi yang terkasih. Berpeluk sambil bertangis-tangisan dengan segenap air mata yang lama tertahan.
Dia tak pergi lama katanya, hanya sehabis hujan reda. Akan kembali bernyanyi dipinggir jalan seperti biasa. Lagu-lagu biasa disalah satu kaset-kaset dalam rak almari tua. Kita bersila saling menukar cindera mata. Saling memaki bila hatiku mulai cengeng, lagu pilihanku mulai nge-pop(bahasanya). Dia hanya ingin seperti aku, pergi meredakan gelisah sepanjang pagi. Dan kembali dengan seikat oleh-oleh dari jauh.
Pak pos yang dulu sering membawakan kami wesel, hanya melewati rumah kami. Tak pernah menyelipkan surat-surat sahabatku yang jauh.
Yah, aku menyesal meninggalkannya sehingga tak satu patah katapun terucap tentang perpisahan.
Mungkin dia hilang bukan seperti pasukan dimedan perang tanpa tanda pengenal, bukan pula seorang tokoh, tentu dia pun bukan pahlawan. Dia hanya anak manusia merindukan pagi cerah dipelukan ibunya. Hanya sahabatku.
sejarah kecil
kertas-kertas buram
suara mesin ketik
pagi hari
karena tak satupun sajak sempat terkirim
Hanya sebait kata yang pernah ku dengar samar jauh sekali: “PULANG”
Saat matahari mulai meninggi dia meninggalkan rumah yang cantik ditengah-tengah riang anak-anak berlomba mencuri perhatian ibu dan bapak. Dia pamit diruangnya untuk mengisi hati atas rindu cinta kasih semasa kanak dengan warna warni balon udara di tengah-tengah kota metropolitan. Ada jejak yang masih melekat untuk di cari. Berharap dapat mengecup kedua pipi yang terkasih. Berpeluk sambil bertangis-tangisan dengan segenap air mata yang lama tertahan.
Dia tak pergi lama katanya, hanya sehabis hujan reda. Akan kembali bernyanyi dipinggir jalan seperti biasa. Lagu-lagu biasa disalah satu kaset-kaset dalam rak almari tua. Kita bersila saling menukar cindera mata. Saling memaki bila hatiku mulai cengeng, lagu pilihanku mulai nge-pop(bahasanya). Dia hanya ingin seperti aku, pergi meredakan gelisah sepanjang pagi. Dan kembali dengan seikat oleh-oleh dari jauh.
Pak pos yang dulu sering membawakan kami wesel, hanya melewati rumah kami. Tak pernah menyelipkan surat-surat sahabatku yang jauh.
Yah, aku menyesal meninggalkannya sehingga tak satu patah katapun terucap tentang perpisahan.
Mungkin dia hilang bukan seperti pasukan dimedan perang tanpa tanda pengenal, bukan pula seorang tokoh, tentu dia pun bukan pahlawan. Dia hanya anak manusia merindukan pagi cerah dipelukan ibunya. Hanya sahabatku.
sejarah kecil
kertas-kertas buram
suara mesin ketik
pagi hari
karena tak satupun sajak sempat terkirim
Hanya sebait kata yang pernah ku dengar samar jauh sekali: “PULANG”
semoga kepergiannya memberikan makna yang dalam bagi kehidupan kita, entahlah, semoga dengan bertambah usia dan dewasa, kita semua dapat saling menemukan kembali dalam kebahagiaan dan pengalaman yang bertumpuk...
BalasHapusHehe, akhirnya diupdate juga. Terkadang, kerinduan pulang ke masa yang dahulu itu, juga saya rasakan. Ya, setiap masa, memilki sesuatu padanya yang membuat kita kangen, rindu, ingin kembali, ingin pulang kepadanya, atau.... dengan berbagai sebutan lain.
BalasHapushaduhh... jd agak berkaca-kaca baca postingan mas Leneng.. jd ngerasa inget masa perpisahan ku :(
BalasHapustersenyumlah bang....karena tak semuanya sahabat itu mengerti hati sahabatnya.hanya mereka yg tuluslah yang bisa seperti itu.
BalasHapussampaikanlah apa yg ingin kau sampaikan disini.... karena kami juga bagian dari sahabat2mu.yg slalu merindukan jabatanmu
salam
ahmad
@.Suryaden: benar bang, kadang saya tak membutuhkan seorang pahlawan tapi hanya sahabat.
BalasHapus@.Newsoul, Lyla, Ahmad flamboyan: Maaf update saya agak sedikit terburu-buru. Jadi, rasanya kerinduan tiba-tiba saja menjadi membias. Saat tak ada lagi tempat untuk mengadu.
Hai... Bli nulis lagi... dan aku jadi sedih bacanya...
BalasHapuskesedihan, kebahagiaan, hanya cerita saja yang mewarnai perjalanan hidup kita...
cuma, kesedihan tetap saja membuat mataku berembun bila mengingatnya... (opo tho iki...)
Horrooorrrrr! apik puoollll!!! sori kang aku terlalu menikmati rajaman kata-katamu, yang gak mungkin nikmat kalo hanya dibaca dengan media mulut
BalasHapuskepada kawan yang punya blog ini kukatakan
BalasHapusmuantapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz..........:D
sip tuenan euy
pa kabar..
BalasHapuswah jd kangen sahabat..dan yg pnh sahabat..
Kawan....
BalasHapusPULANG....
jika lama tak bersua.... hanya kata kangen yang akan mengantar pulang.
BalasHapussungguh indah persahabatan yang terikat erat..apakah iya sahabatku di kampung halaman merindukan aku yang pergi meninggalkan mereka untuk waktu yang tak bisa diterka..sepertinya hanya aku yang rindu akan senyum ramah mereka...
BalasHapusjadi pengen nangis nih...
wah akhirnya aku menemukanmu kembali sahabatku..kamn aja? apa kabar?
BalasHapusdi markas kita dulu, di jalan salya, kita pernah selalu menyanyikan ini: ... yang lalu biarlah berlalu, hidup ini adalah perjuangan...
BalasHapuswah..bagus..bagus..
BalasHapusKlo sempet liat blogQ jg y?baru c jadi y gitu aj.hehe..
bagaimana kabarnya bang???
BalasHapusKepada Kawan
BalasHapusAkhirnya aku kembali mampir kesini
yang di maksud bli nanoq itu apa?
BalasHapuscerita ini pasti kubutuhkan saat pisah dengan keluarga di akhir juli nanti
iya, hidupo adalah perjuangan...
wow ceritanya cools
BalasHapusSaat ini musik indah terus menghentak disini, dimanakah dirimu kawan......?
BalasHapusKawan selalu mengingatkan kita akan kebaikan..
BalasHapusmasa lalu memang sungguh berharga
BalasHapustapi sebaiknya pengalaman hanya dijadikan bimbingan kita
untuk menatap ke yang lebih jauh di depan
Mas Boyke nih aku mampir lagi..
BalasHapusThanks ya atas semangatnya,
sebenernya sih emang kadang aku gak kesulitan membalas komen ya karena itu
seneng banget pas ada komen masuk
artinya orang suka akan tulisanku..
tapi gak nyangka yang masuk sampe ratusan
saya kewalahan membalas,
apalagi saya masih skul
dan komputer masih numpang sama ortu
malu kalo bilang alasan itu
rasanya engga enak aja...
Mampir mas Boy..salam kenal dariku .Aku tahu dirimu dari mbak Elly newsoul..jadi penasaran nih pengen kesini.ternyata disini memang asyik nih..
BalasHapusTernyata rekomendasi Mbak Elly memang benar deh,... aku jadi betah disini. Salam kenal bli.
BalasHapusSemoga
BalasHapusLama ku tak berkunjung kawan.... BAgaimana kabarmu....???
BalasHapushmm, kadang nostalgia memunculkan kembali rasa yang halus dalam diri kita.....hayah lupa trus mau ngomong apa :D
BalasHapussahabat datang dan pergi. ada yg benar2 pergi dan ada yg sekedar sembunyi. yg menandakan kesejatian mereka hanya niat tulus. salam, sahabatmu: anak republik dari timur.
BalasHapus