Jika saja aku bisa memilih hidup paling enak di kota besar atau di desa terpencil, tentu hidup semakin gegap gempita seperti perayaan ulang tahun yang ke 17. Akan ku undang para sahabat, teman sekolah, anak-anak yang begadang diperempatan, kekasih serta pejabat-pejabat di kantorku yang hari harinya sibuk memperebutkan tempat tidur. Tak lupa pula managerku yang saban hari semakin rajin menyapa dengan senyum agar selalu meningkatkan kinerja dan loyalitas.
Jika memilih kota besar, aku merasa kecil dengan kesibukan. Merasa tak berdaya dengan gemerlap tuntutannya. Percintaanpun semakin mengkawatirkan. Jika aku pilih desa terpencil, merasa bodoh dengan keahlian menggarap kebun dan berternak ayam. Kaku dengan keramah tamahan yang tak dibatasi oleh tembok halaman. Segan untuk sekedar menggandeng atau berduaan dengan kekasih.
Andai saja aku bisa memilih sesuai keinginan, tentu akan ku putuskan hidup paling enak di kampung. Karena di kampung tak membedakan kota ataupun desa. Semua tampak sama. Masih ada kota dan ada pula desa.
Bisa mampir ataupun sekedar ngobrol dengan sahabat kapanpun juga, tinggal sms pasti ditunggu dan diharapkan. Karena sahabat dikampung tak begitu pusing dengan suasana kota ataupun desa. Tak begitu sibuk walaupun sibuk, tak begitu gemerlap walaupun dituntut kegemerlapan. Tak begitu ahli menggarap kebun dan beternak walaupun paham melakukannya. Tetap ramah, walaupun tembok mengelilingi halaman.
Jarak dan kepentingan hampir tak menghalangi kenyamanan, semuanya berjalan apa adanya.
Dikampung tidak pernah ada petugas yang tiba-tiba menggedor-gedor pintu pagi buta dengan aktifitas bulanan rahasia KTP, KIPEM (kartu identitas penduduk musiman) penertiban penduduk, penggusuran, mencari sarang teroris dan keamanan lingkungan. Karena hati orang-orang kampung selalu aman, selalu tertib tetap bersahaja tanpa merasa terancam.
Dikampung tidak mengenal dibuang akibat sangsi tidak mengikuti gotong royong, karena merasa bersaudara.
Dikampung seperti menyatunya kota besar dan desa terpencil.
Sungguh, jika aku bisa memilih kampung, aku akan pulang kampung.
oleh karena itu, pulanglah ke kampung. karena di kampunglah kita merasakan hidup yang sesungguhnya tanpa perlu terbebani oleh gemerlapnya kehidupan kota
BalasHapusaku juga pengin hidup di desa aja
BalasHapustapi di desa jarang ada warnet sih
yang membuatku mengurungkan niat
saya akan memilih tetap dikota.
BalasHapuskarena dengan begitu saya bisa bersyukur masih punya halhal yang diingat dari desa..
dimana saya akan selalu merindunya