saya menyesal golput

"Saya menyesal lho..golput, padahal tak pernah terbersit dalam benak untuk melakukannya. Sewaktu pulang kampung, ternyata tidak tercatat sebagai pemilih, yang tercatat justeru adik saya yang sudah pindah domisili ke jawa.

Mendengar pemimpin daerah anda yang berani berbuat apa saja demi rakyatnya, berbuat melebihi daerah-daerah kaya sekalipun, ternyata kalah dengan urutan terakhir pada pilgub baru-baru ini, saya sangat menyesal golput! Bahwa sebuah daerah miskin, terbelakang, tiba-tiba menjadi daerah panutan diseluruh negeri ini.
Tidak bisa membayangkan jika pemimpin daerah anda terpilih, tentu sayapun dapat menikmati kemajuan seperti didaerah anda sekarang ini.

Mengingat beberapa tahun yang lalu sebelum terkenal seperti sekarang, orang-orang dari daerah anda yang merantau di kota ini, malu jika mengakui berasal dari daerahnya sendiri. Kadang dialek yang khas berubah untuk menghilangkan jejak?".
Demikian teman baruku berseloroh, penuh keperihatinan.
Dalam hati saya gerundel "apakah kandidatnya yang salah, atau pemilihnya yang salah?"
Hmm..."kerja belum selesai belum apa apa"

2 komentar:

  1. Mari kita belajar lbh iklas menerimanya..

    BalasHapus
  2. hmm, berani golput berarti gak boleh protes kalo yang terpilih bikin keputusan aneh, tapi kalo golput karena kasus gak kecatet gimana ya....*kabuur ah*

    BalasHapus